USTAZPUN MATRE......

USTAZ MATRE by Carsel Berkhutbah/ berceramah merupakan Hal yang wajib dilakukan bagi semua umat manusia yang memberikan informasi kebenaran yang Akan mencegah kemungkaran Dan mengingatkan umat manusia agar tetap berjalan diatas koridor kebenaran. Ada USTAZ yang pasang tarif, kadang USTAZ-USTAZ tersebut select if dalam memilih atau Memenuhi Panggilan tuk berceramah, hanya orang-orang tertentu saja yang mereka datangi, padahal USTAZ Itu merupakan orang yang memilki ilmu agama yang baik, Dan menjadi matahari ditengah-tengah masyarakat yang membutuhkannya bukan memilih tapi siap setiap saat menyampaikan kebenaran dimana Saja. Lebih ironi lagi USTAZ-USTAZ yang demikian kadang Tidak sesuai dengan perilaku dalam kesehariannya. Biasanya pembohong, Dan munafiq. Hal ini merupakan pengalaman penulis dalam Bergaul dengan para mubaliq-mubaliq. USTAZ -USTAZ Tidak lagi menjadi panutan ditengah-tengah masyarakat, Tidak lagi menjadi matahari yang Dapat menyinari alam jagad Tampa mengandung intres duniawi. Tetapi mereka terpola dengan kapitalis yang hidup hedonism sehingga terdorong untuk mengejar materi, yang secara otomatis Tidak lagi menjadi pembawa kebenaran yang pamrih, tapi kebenaran Itu dijadikan ajang basnis. Hal ini memberikan kebenaran dengan pemberitaan di media (juli 2014) tentang kasus yang terjadi di sul-sel. Seorang USTAZ dipecat SEBAGAI mubaliq yang terdaftar dalam IMMIM, Hal ini disebabkan karena salah satunya adalah USTAZ tersebut pasang tarif dalam setiap berceramah.. Ada anekdok yang biasa penulis dengar diantara para mubaliq yang merupakan salah satu teman penulis. Yakni biasanya dimasjid-masjid sebelum mubaliq dipersilahkan berkhutbah atau berceramah, panitia masjid terebinth dahulu mengumumkan keadaan keuangan masjid. Dan inti yang biasa di perhatiaan para mubaliq tersebut adalah pengeluaran rutin, ketika pengeluaran rutin masjid tersebut sedikit menurut pandangan mubaliq tersebut, maka dia Akan berkhutbah/berceramah dengan singkat Dan ayat yang Akan dibahasa hanya 1 atau 2, tetapi ketika pengeluaran rutin masjid tersebut besar, maka mubaliq tersebut Akan berkhutbah/berceramah panjang dengan mengulas ayat lebih Dari 2. Anekdok ini memberikan suatu gambaran bahwa ayat telah mulai dikomersialkan... Tapi harapan penulis, ini hanya sebatas anekdok semata Dan Tidak Akan menjadi REALITAS kebenaran ditengah-tengah masyarakat Islam. Fenomena yang sering terjadi ditengah-tengah masyarakat yang majemuk ini, pengemis dikota-Kota besar bertambah banyak apakah lagi jelang ramadhan yang Tidak Jauh berbeda dengan mubaliq. mubaliq dadakanpun bertambah jumlahnya yang Tidak jelas asal-usulnya. Yang seakan-Akan berlomba-lomba mengkapling jadwal Selama 1 bulan lamanya. Saya teringat dengan hasil penelitian disertasi salah satu teman yang memberikan kesimpulan bahwa pengemis Itu menjadi suatu profesi yang ditekuni secara profesional oleh para pengemis Dan menjadi suatu penghasilan Keluarga. Jika dibandingkan dengan REALITAS perilaku pelaku mubaliq maka keberadaan oknum-oknum mubaliq, bahwa berkhutbah/berceramah merupakan salah satu profesi Dan menjadi suatu pekerjaan yang menghasilkan penghasilan Keluarga, sehingga dengan demikian hakikat berkhutbah/berceramah telah melenceng daripada misi Islam yakni berdakwah Dan menyampaikan kebenaran Tampa pamrih tapi Demi pengabdian umat manusia kepada sang pencipta Dan SEBAGAI bentuk kecintaan kita terhadap islam, agar Islam menjadi rahmatulilalamin. Bukan rahmat buat manusia yang mampu Saja membayar para mubaliq Islam mengharuskan para pemeluknya untuk menyampaikan kebenaran kepada orang lain, bahkan kepada seluruh umat manusia. Islam merupakan agama wahyu terakhir dan merupakan agama penyempurna dari agama penyempurna (reformasi definitif) dari agama-agama sebelumnya, terutama agama yahudi dan nasrani (ismail raji al-faruqi dan lois lanya al-faruqi, 1986: 188) bahkan kepada seluruh umat manusia.