Selasa, 02 September 2014

sory lagi puasa

MAAF SAYA LAGI PUASA By carsel Puasa mutlak biasanya didefinisikan sebagai berpantang dari semua makanan dan cairan untuk periode tertentu, biasanya satu hari (24 jam), atau beberapa hari. Puasa lain mungkin hanya membatasi sebagian, membatasi makanan tertentu atau zat. Praktik puasa dapat menghalangi aktivitas seksual dan lainnya serta makanan. Puasa, sering dilakukan dalam rangka menunaikan ibadah, juga dilakukan di luar kewajiban ibadah untuk meningkatkan kualitas hidup spiritual seseorang yang melakukannya. Hal semacam ini sering ditemukan dalam diri pertapa. Banyak fenomena yang kerapkali dilakukan Oleh kaum Muslim dikala puasa tiba sekalipun AMALAN tersebut sangat jarang dilakukan diluar bulan RAMADHAN, sehingga Terkesan hanya bulan ramadhanlah tempat berbuat Amal Sebanyak-banyaknya sedangkan bulan yang lain merupakan bulan lalai Dari perintah allah. Jika dibandingkan kuantitas Dan kualitas umat Islam dalam melakukan amalan, maka Akan ditemukan bahwa Lebih banyak umat Islam berbuat baik seperti sholat dll pada bulan RAMADHAN daripd bulan yang lainnya.padahal sholat, berbuat kebajikan Dan menghindari segala larangan allah harusdilakukan sepanjanghayat dikandung badan Hanya di bulan ramadhan, masjid yang di hari –hari biasanya sepi , Cuma beberapa orang yang solat tiba-tiba menjadi ramai, disetiap waktu solat tidak kurang dari 10 orang yang solat apalagi sholat tarawih, tiba-tiba masjid membludak. Namun lama-lama isinya menjadi berkurang seiring waktu berakhirnya bulan ramadhan. Satu lagi, tiba-tiba masjid setelah solat menjadi tempat istirahat / tidur berjamaah bagi beberapa orang,, Entah apa yang ada dibenak anak-anak muda ketika mereka tiba-tiba menjadi rajin bangun pagi untuk solat subuh ramai-ramai di Masjid, namun kemudian pulangnya menjadi kesempatan bagi mereka untuk berdua-duaan dengan lawan jenis. Terkadang hanya sekedar jalan bersama atau jogging dipagi hari yang tentu tidak ada hubungannya dengan ibadah puasa, dan itu Cuma terjadi di Indonesia,, sementara diluar bulan sangat jarang dilakukan bahkan banyak diantara mereka dengan sengaja meninggalkan sholat terse but...sehingga kadang banyak bertanya emangnya sholatdan amalan lainnya hanya bisa dilakukan pada bulan ramadhan? Sholat berjamaah di masjid pd bulan ramdhanpun kadang mereka lakukan secara berjamaah hanya di awal RAMADHAN Saja. Fenomena lain yang sering ditemukan ditengah-tengah umat Islam adalah fenomena ygdatangnya dari kebijakan pemerintah, yang kini kebijakan terse but menjadi sautu budaya dikalangan umat Islam, fenomena yang dimaksud adalah Penutupan THM. Dengan dalih mengganggu ibadah puasa, dan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi ummat Islam dalam melakukan ibadah baik dimalam hari maupun siang hari selama bulan puasa padahal Kalau dicermati Kira-kira ibadah yang mana diganggu? Sementara umat Islam berpuasa pada siang hari. Yang merupakan wajib. Sedangkan pd Malam hari hanya ibadah sunat yakni tarwih yg nota benenya Tidak Ada perintah dr rasulullah tuk melaksanakan terse but.kalau memang pemerintah serious Dan tahu Hal ini merupakan urgen dalam menjalankan ibadah puasa, maka pemerintah harusdilakukan tegas Dan harus menutup juga warung-warung makan di siang hari. Kalau alasannya Ada umat lain yg Tidak puasa butuh makan pada siang hari, maka apa bedanya Dan THM, apakah umat Islam Saja yg masuk THM terse but? Puasa merupakan salah satu perintah Allah swtyang wajib dilakukan Oleh setiap umat Islam yang beriman sehingga dengan demikian setiap umat di wajibkan berpuasa di setiap bulan puasa tetapi dalam ajaran Islam sholat merupakan kewajiban Dan merupakan kunci surga artinya sekalipun umat Islam melaksanakan semua kewajiban yg di wajibkan untuk dilaksanakan akan tetapi Tidak melaksanakan sholat maka semua kewajiban yg telah dilaksanakan Akan sia-sia dimata Allah swt. Tetapi realitas ini sangat mudah ditemukan ditengah-tengah umat Islam pd masa sekarang. Ketika di survey maka Akan disimpulkan bahwa Lebih banyak umat Islam yang melaksanakan puasa daripada sholat Lima Kali Sehari semalam. Yg Lebih ironis Dan Lebih celaka lagi, Ada umat Islam yang rela mati Demi Islam tapi Tidak pernah menjalankan syariat Islam. Bersina Dan membunuh merupakan salah satu dosa besar, tetapi meninggalkan sholat Tampa beban Dan merasa menyesal merupakan dosa besar Jika dibandingkan dengan bersina Dan membunuh. Hal ini lah memberikan gamba ran bahwa betapa pentingnya sholat. Memang harus diakui bahwa Ada 5 kewajiban umat Islam yakni mengucapkan kalimat shadat, tunaikan sholat, berpuasa, keluarkan zakat Dan naik haji bagi yang umat yang mampu, Dan Tidak sempurna keimanan seorang umat Islam ketika Tidak melaksanakan Rukun Islam terse but kecuali naik haji.tetapi diantara Rukun Islam Itu sholat lah yang paling paripurnah untuk dilaksanakan,karena puasa bisa ditinggalkan dalam kondisi tertntu Dan Dapat di ganti di waktu lain, tapi sholat tak Dapat ditinggalkan dalam kondisi apapun Dan tak Dapat diganti diwaktu lain.. Saya juga heran kepada Sebagian besar umat Islam yang rela melakukan Hal-Hal yang me,butuh waktu yang berjam-jam yang sifatnya duniawi dibandingkan sholat yang hanya membutuhkan waktu paling lama 5 menit. Fenomena lain yang biasa ditemui ditengah-tengah umat Islam disaat bulan ramdhan adalah ketika umat berkonflik sesame umat, biasa kita dengar Dari mereka "sayang saya puasa, seandainya Tidak puasa maka Akan kubalas" seharusnya kalau memang kita beriman secara kaffah maka kita pasti selalu bersabar Dan memaafkan sesama diwaktu apapun bukan hanya pada bulan RAMADHAN saja, bulan RAMADHAN Itu merupakan ajang intropeksi diri agar umat kembali Dan tetap menjadi umat yang bertakwa sepanjang waktu, Dan bukan hanya pada bulan RAMADHAN Semata. Yang Lebih ironis lagi sebagian umat Islam rela mati ketika rasulullah dibuatkan karikatur Dan Filem yang strotypykan rasulullah kedalam Hal yg negatif, tapi Tidak Ada diantara kita yang berani menegur umatislam Sendiri yang merokok Dan makan di depan umat yang sedang berpuasa padahal kita sedang menjalankan syariat Islam Jika dibandingkan dengan stereotype terhadap rasulullah padahal kita sudah tahu bahwa mereka pasti Tidak tahu tentang rasulullah yang sebenarnya. ebagian besar kaum Muslimin baru mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT) setelah datangnya bulan Ramadhan. Selama sebelas bulan penuh mereka menjauhi al-Qur’an, menjauhi masjid, menjauhi kebaikan. Sebaliknya, mereka mendekati tempat-tempat kemungkaran, merapat pada kejahatan, dan melalaikan Allah. Tatkala Ramadhan tiba, mereka lalu seolah-olah baru tersentak kaget. Mereka bersiap menyambut puasa dengan mendatangi masjid beramai-ramai, mereka seolah tenggalam dalam kekhusyukan dan kesahduan puasa di bulan Ramadhan. Mereka terlihat bersimpuh, merendahkan diri seolah-olah hendak menipu Allah. Kedua, pada malam-malam bulan Ramadhan sebagian kaum Muslimin meramaikannya dengan shalat tarawih berjama’ah. Mereka berdatangan dari segala penjuru hingga masjid-masjid dan mushalla-mushalla penuh sesak bahkan meluber hingga ke jalan-jalan. Pemandangan ini sungguh sangat menggembirakan, tapi pertanyaannya, kemana mereka setelah Ramadhan berakhir? Padahal shalat tarawih kedudukannya hanyalah sunnah, sedang shalat lima waktu adalah fardhu, yang wajib dilaksanakan secara berjama’ah di masjid (bagi kaum pria yang mampu dan tidak ada halangan). Pemahaman yang salah kaprah seperti yang dipraktikkan selama ini sudah saatnya diperbaiki. Kaum Muslimin sudah saatnya lebih cerdas dari sebelumnya. Mereka harus tahu bahwa amalan yang wajib harus diutamakan daripada amalan sunnah. Menjalankan shalat fardhu berjama’ah lebih penting dan lebih utama daripada shalat tarawih berjama’ah. Ketiga, kebiasaan buruk selama puasa adalah memperpanjang tidur pada siang hari. Ada sebagian yang meneruskan tidurnya setelah shalat Subuh hingga siang hari dan ada pula yang tidur mulai dari Dzuhur hingga Ashar. Dengan tidur sepanjang itu, dimana kenikmatan menjalankan puasa? Di mana kita berlatih menahan lapar, merasakan pahit getirnya nasib para fuqara dan masakin? Lebih ironis lagi jika malam-malam hari Ramadhan dihabiskan untuk begadang dengan melakukan perbuatan yang sia-sia, mendengarkan lagu-lagu lewat radio, menonton televisi hingga larut malam, atau melakukan permainan lainnya, sementara siang harinya justru dipakai untuk tidur. Lalu di mana makna iman di bulan Ramadhan? Tidur siang hari memang tidak dilarang, jika dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Tetapi jika dilakukan dalam tempo yang sangat panjang, lalu di mana makna puasa? Jika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) dan para sahabat memanfaatkan bulan Ramadhan untuk berperang, lalu pantaskah jika kita justru menghabiskannya untuk tidur-tiduran?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DUKA PALU DUKA KITA BERSAMA

DUKA PALU DUKA KITA BERSAMA Oleh H.S.Carsel HR Palu merupakan sebuah daerah di provinsi Sulawesi Tengah,  selain dikenal sebaga...